Label

Jumat, 03 Agustus 2012

HOME

Tulisanku tidak pernah bagus, sehingga seringkali aku mengelak untuk menulis, tapi aku tak tau kenapa saat ini aku ingin sekali menulis. Menulis untukmu.

Pada suatu masa, di sebuah gate bandara, aku cemas, ragu, bimbang, aku terus menekan sebuah rangkaian nomor, kemudian aku hapus, aku tekan lagi, kemudian aku hapus lagi, begitulah seterusnya sampai aku bosan. Aku menyerah, kurogoh mp3 player lusuh dari travel bagku yang lusuh pula. Turn on, playlist, most played "HOME, MICHAEL BUBLE"

And I’ve been keeping all the letters that I wrote to you
Each one a line or two
“I’m fine baby, how are you?”
Well I would send them but I know that it’s just not enough
My words were cold and flat
And you deserve more than that

Another aeroplane
Another sunny place
I’m lucky, I know
But I wanna go home
Mmmm, I’ve got to go home

Let me go home
I’m just too far from where you are
I wanna come home

Let me go home
I’ve had my run
Baby, I’m done
I gotta go home
Let me go home
It will all be all right
I’ll be home tonight
I’m coming back home

Aku menutup mata, aku menikmati setiap baitnya, aku membuka mata, berdiri, menggeret travel bagku dan menaiki sebuah taxi. Aku menyandarkan kepalaku di pintu sebelah kiri taxi untuk memudahkanku melihat jalan yang dihiasi pepohonan---boulevard. Aku putar "HOME" berkali-kali, untuk menambah keyakinanku atas keputusan yang ku ambil bertahun-tahun yang lalu. Aku masih ingat baris pesan yang kau kirim padaku.

"Kau adalah gadis yang telah mencuri hatiku dan membuatku malu mengakui bahwa aku kecolongan. Kau gadis yang telah membuatku rela menunggu kepulanganmu-nanti, insyalloh-dari negri jauh dalam berapapun umurmu"

Aku rasa, sudah saatnya aku menyudahi perjalanan yang melelahkan ini, aku sudah sering ke tempat yang menawarkan keindahan dunia, sering pula singgah ke rumah-rumah ibadah, sering pula kembali ke rumah---yang bukan rumah---tapi sekali lagi, sudah saatnya aku untuk pulang dan menyudahi perjalanan yang penat ini.

Aku sampai di depan pintumu dengan rok lusuh yang selalu kau puji itu, dengan travel bag lusuh yang kau tenteng dahulu ketika mengantarkanku ke bandara. Aku sekarang di depan pintumu. Cepatlah kau buka.

========================================================================

Kau muncul dari balik pintu itu, with a book on your hand.

========================================================================

Wajahmu sumringah, kau tenteng travel bag lusuhku, seperti dahulu. Kau menggeretku ke dapur, "mau makan apa? Aku masakkan sayur kesukaanmu dengan bawang yang baaaaaanyak". Kau masih ingat kalau aku suka bawang. "atau kau mau sesuatu dengan keju?". Aku hanya tersenyum, melihat tingkah polosmu yang tak pernah berubah ditelan masa.

========================================================================

Aku kembali merasakan kenyamana kasur, kau terus bercerita tentang apa yang kau lakukan untuk mengisi harimu tanpaku---kau duduk di kursi kerjamu masih dengan buku yang kau pegang---dengan senyum yang tak pernah lepas. AKU MERASA NYAMAN. Aku tertidur, kau memperbaiki letak selimutku. Kau kembali membaca buku yang sedari pagi tak habis kau baca sembaril sesekali memperhatikan tidur pulasku. Kau tetap terjaga hingga pagi ditemani beberapa buku---karena ada kecemasan dalam hatimu ketika kau tidur, kau tak akan menemukanku di pagi hari.

YOU WILL BE MY LAST STOP, BECAUSE I KNOW YOU WILL KEEP ME FROM WALKING OUT THE DOOR. I WILL STAY WITH YOU,- AT HOME.

#THE END#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar